Tak Akan Pernah Ada Kata Siap Untuk Perpisahan

Bertahun-tahun merantau, sudah begitu banyak perpisahan yang aku alami. Bandara pastinya menjadi saksi bisu airmata yang mengiringi. Kamu pasti tahu bagaimana rasanya meninggalkan keluarga dengan segala kenyamanan didalamnya bukan? Mau bagaimana lagi, Ini adalah konsekuensi dari pilihanku. Tak perlu kujelaskan mengapa memilih ini, karena tak akan pernah ada yang benar-benar mengerti dan bukan kewajibanku membuatmu mengerti.

Sakitnya perpisahan hanya sementara karena aku tau aku akan bertemu mereka lagi nanti. Tapi bagaimana jadinya jika perpisahan ini sudah Iintas dunia dan takkan pernah ada lagi temunya?
Sakit? Pasti
Siap? Tentu tidak

Ketika ayah sakit, berulang kali ku tata hatiku. Ku siapkan diriku. Aku sadar tidak ada kata selamanya di dunia. Toh bukannya aku sudah sering menghadapi perpisahan. Tapi ketika ayah benar-benar pergi aku tetap saja hancur. Ternyata aku tak pernah benar-benar siap untuk kehilangan.

Mengingat ayah kini masih saja membuatku getir. Ada begitu banyak penyesalan.
Kenapa aku dulu tak lebih sering menelponnya?
Kenapa aku dulu begitu malu mengatakan bahwa aku menyayanginya?
Kenapa tak lebih sering ku ucapkan kata maaf padanya?
Tapi penyesalan pun kini sudah tak ada gunanya. Hanya doa yang bisa ku kirimkan. Berharap kami bisa bertemu ditempat indah nan abadi nantinya.

Untukmu yang masih memiliki sosok itu dihidupmu. Aku harap kau gunakan waktumu sebaik-baiknya agar tak ada penyesalan sepertiku nantinya.

Komentar